Debat kedua calon wakil Presiden, Minggu (21/1/2024) menyadarkan publik kebanyakan. Gibran tampil dengan kejutan besar.
Gibran yang masih bocil berhasil membuat Profesor Mahfud mati kutu dengan gaya pantomimnya. Pun, Imin dibuat tersipu malu ketika Gibran menyentil catatan dari Thomas Lembong, mantan penulis pidato Joko.
Kematangan Gibran sudah terlihat dari awal debat ketika dia keluar dari podium untuk memamparkan visi misinya. Gibran memilih kembali melanggar aturan debat KPU untuk totalitas, agar pesannya tersampaikan lebih jelas kepada masyarakat Indonesia.
Pelanggaran itu bukan yang pertama. Pada dua debat sebelumnya dia juga sempat menjadi pemandu sorak. Dia rela berulangkali melanggar aturan demi satu hal, agar terlihat lebih dekat berinteraksi dengan rakyat.
Sikap dan keberanian Gibran dalam debat kedua Cawapres, sudah jelas membuktikan usia tak ada hubungannya dengan tingkat kedewasaan. Kedewasaan berpikir dan kedewasaan bersikap.
Sudah saatnya MK bisa meninjau kembali keputusan batas calon usia calon presiden dan wakil presiden yang bermasalah itu. Rasanya lebih adil MK bisa menyamakannya dengan persyaratan membuat KTP atau SIM, 17 tahun. Tentu akan Lebih banyak anak muda bisa tampil ke permukaan, apalagi mereka yang memiliki orang tua yang berkuasa.
Kini semua pendukung Naruto bersuka. Penampilan Gibran mendapat sambutan luar biasa publik Indonesia terlebih di media sosial X. Moral dan etikanya sungguh memesona. Buah jatuh tak jauh dari pohonnya.
Hasil debat itu seperti sudah menyiratkan hasil 14 Februari nanti. Prabowo-Gibran tak terbendung lagi untuk menjadi pemimpin Indonesia ke depan. Apalagi dengan kenetralan Joko sebagai presiden. Belum lagi dengan aparat dan ASN yang terlanjur simpati dan banyak jatuh hati pada pasangan ini.
Dengan kondisi Indonesia yang sangat baik, tak ada alasan untuk tidak melanjutkan kepemimpinan Joko. Revolusi mental sejak sepuluh tahun lalu mendatangkan hasil optimal. Tidak terbantahkan memang.
Korupsi yang kini bisa dihitung dengan jari, penduduk miskin tinggal sedikit, stunting tak ada lagi, penegakan hukum yang adil, tegaknya konstitusi adalah bukti keberhasilan Joko. Belum lagi utang luar negeri yang makin kecil, tersedianya banyaknya lapangan kerja, bahkan bisa membuka ribuan lapangan kerja untuk TKA.
Hanya orang tak berpendidikan yang meragukan kepemimpinan Joko. Cuma mereka yang nyinyir menyebut tampilnya Gibran adalah dinasti Joko. Seperti kata Prabowo, kepemimpinannya hanyalah sebuah transisi.
Lima tahun ke depan (mungkin kurang) Gibran akan menjadi presiden RI melanjutkan kempemimpinan Joko. Masyarakat Indonesia pastinya akan bangga dengan sikap, etika, keberanian dan kapabelitas Gibran, apalagi tampil di kancah internasional.
Pentas dunia seperti PBB, G20 dan lainnya butuh celetukan segar Gibran seperti asam sulfat atau gerakan pantomim mencari jawaban. Dunia pasti akan berdecak kagum dengan pemimpin dari Indonesia.
Joko, Kembalilah ke Jalan yang Benar
Berilah kesempatan Gibran mewujudkan rencana kepemimpinan Joko untuk Indonesia emas tahun 2045. Usai dua periode kepemimpinannya, Kaesang bisa melanjutkan dua periode. Jika masih ada hal belum tercapai, sudah saatnya memberi kesempatan kepada Jan Ethes dua periode lagi. All in Prabowo-Gibran. (fgt)