Akibat Hoax, Penjual Sate Nyaris Diamuk Massa

Bang Kipot
13 Agu 2018 15:57
Berita 0 136
2 menit membaca

Masyarakat harus dibiasakan untuk meneliti informasi sebelum menyebarkan atau melakukan tindakan responsif.

Jika tidak, akan ada pihak yang akan menjadi korban karena informasi yang belum diketahui kebenarannya.

Hal ini baru-baru terjadi di Kelurahan Panau, Tawaeli, Kota Palu Sulawesi Tengah. Hanya karena sebuah informasi belum jelas yang diposting di media sosial, masyarakat terprovokasi dan melakukan pengrusakan empat buah rumah.

Hal ini bermula dari postingan sebuah akun di media sosial yang menyebutkan adanya warung sate Madura yang menggunakan daging biawak.

Sontak, sekelompok warga setempat yang membaca postingan tersebut langsung marah dan merusak warung makan dan tiga rumah lain milik pengusaha kuliner tersebut.

Beruntung, kejadian tersebut tak menimbulkan korban jiwa. Pemilik warung makan langsung diamankan pihak kepolisian. Namun dia mengalami kerugian materiil akibat rumah dan perabotan yang rusak.

Kapolres Palu AKBP Mujianto kepada media menjelaskan, kejadian tersebut terjadi pada akhir pekan, Sabtu (11/8/2018).

“Satu warga menuliskan di media sosial jika pemilik warung sate Madura mencampurkan daging biawak untuk bahan sate Madura yang dijual di warungnya. Ketika membaca postingan itu, sekitar pukul 23.00 Wita, massa mendatangi warung dan melakukan pengrusakan,” jelasnya.

Akibatnya, 3 unit rumah pemilik warung makan tersebut rusak terkena lemparan batu.

Dijelaskan Kapolres Palu, setelah melakukan investigasi dan interogasi, memang benar di sekitar warung makan warga melihat ada pekerja warung makan yang membuang bangkai biawak.

Namun menurutnya, daging biawak dikonsumsi pribadi istri pemilik warung makan tersebut karena mempercayai bisa mengobati penyakit asma dan gatal-gatal yang diderita.

“Jadi tidak benar daging Biawak dicampur di sate yang dijual,” tegasnya.

Dia dengan tegas mengatakan akan memanggil pemilik akun yang sempat membuat suasana Kota Palu tidak kondusif. Dia juga meminta masyarakat bijak dalam menyaring informasi yang diterima dari media sosial.

“Jangan mudah terprovokasi jika mendengar atau mendapati berita yang membuat emosi. Teliti dulu kebenarannya dan langsung melaporkan ke pihak keamanan,” katanya.

Camat Tawaeli, Zulkifli mengakui, warganya sempat emosi mendapati informasi tersebut. Namun menurutnya, emosi warga tidak berlangsung lama karena bisa diteduhkan pihak kepolisian dan tokoh masyarakat. (fgt).

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *