8 Bulan Terlama untuk Bowo Menuju 08

F. G. Tangkudung
16 Feb 2024 13:43
Opini 0 307
3 menit membaca

Hari pemungutan suara Pemilu 2024 sudah terlewati. Hasilnya, dalam sejumlah hitung cepat, pasangan Bowo-Gibran unggul jauh atas dua kompetitornya. Memang secara ilmiah, hasil hitung manual nantinya harusnya tak berbeda jauh dengan angka di hitung cepat. Yang menarik, ini seakan menjadi 8 Bulan Terlama untuk Prabowo menuju 08.

Pelantikan Presiden dan wakil Presiden terpilih 2024 sendiri nantinya akan berlangsung 20 Oktober 2024. Jika terwujud, Bowo akan menjadi presiden ke-8 RI setelah Soekarno, Soeharto, Habibie, Gus Dur, Megawai, SBY dan Jokowi.

Setelah gagal selama dua dasawarsa, empat kali kontestasi, Bowo akhirnya berhasil menjadi presiden RI terpilih ke 8 versi hitung cepat.

Bowo memulai ambisinya sejak mengikuti konvensi calon presiden RI melalui partai Golkar pada tahun 2004, namun kalah suara dari empat calon lainnya yaitu Wiranto, Akbar Tanjung, Aburizal Bakrie dan Surya Paloh.

Usai itu, dia mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya dan selanjutnya maju sebagai calon wakil presiden dari Megawati Soekarnoputri tahun 2009. Kemudian, Bowo maju sebagai calon presiden berpasangan dengan Hatta Rajasa (2014) dan Sandiaga Uno (2019). Semuanya berakhir sebagai pecundang.

Kini jalan Prabowo menuju takhta RI 1 sudah di depan mata. Namun, ada beberapa tahapan yang harus dia tunggu. Yang pertama tentu saja adalah penetapan pemenang Pilpres oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Sayang, dengan berbagai temuan dugaan kecurangan dan kondisi politik teranyar, hampir pasti hasil Pilpres 2024 akan bermuara di Mahkamah Konstitusi (MK). Dua pasangan yang dalam hitung cepat tertinggal dari Bowo-Gibran, yakin memiliki sejumlah bukti kecurangan Terstruktur, Sistematis dan Masif (TSM).

Bukti dan saksi dari dua pasangan tersebut akan diuji di hadapan sembilan hakim Mahkamah Konstitusi yang kemungkinan berlangsung bulan Maret-April bahkan lebih panjang.

Selain hadangan itu, kemungkinan aksi demo soal legitimasi terpilihnya Bowo-Gibran bakal terjadi. Bisa saja itu akan beriringan dengan manuver sejumlah partai pendukung paslon 1 dan 3, dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Memang, jalan menuju 08 masih panjang bagi Prabowo. Namun, jika itu sudah menjadi takdirnya tak ada yang bisa menghadangnya. Begitu sebaliknya.

Hal menarik lain juga, adalah isu yang kini pasti akan menjadi pembahasan panas di internal soal jabatan Prabowo yang hanya dua tahun. Isu itu sendiri terkuak beberapa hari jelang hari pemungutan suara dari ketua Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani.

Dengan tujuan jangka pendek yang sudah terpenuhi sebagai siasat politik, bisa jadi semua deal sebelumnya akan berubah.

Sebuah keniscayaan, dalam delapan bulan ke depan akan terjadi perubahan magnet kepemimpinan dari Joko ke Bowo. Publik akan mulai melihat bagaimana para tokoh politik menunjukkan sisi manusianya, bermuka dua. Semua hanya soal kepentingan.

Besar kemungkinan Joko akan menjadi bebek lumpuh jelang pelantikan Prabowo. Saat bersamaan, orang sekeliling Prabowo mulai akan memagari Bowo bahkan membatasi hubungan dengan Joko. Siapa dikte siapa? Waktu yang akan menjawabnya.

Namun, sebelum itu tentu saja perhatian akan tertuju kepada sikap kubu Anies dan Ganjar. Pihak Amin sendiri hingga kini masih optimis akan terjadi dua putaran. Bagaiman kelanjutannya?

Selamat Memilih, Lawan Kecurangan dengan Nurani!

Kita lihat nanti.. Yang pasti, siapapun yang akan dilantik pada 2024 nanti, sudah tertulis di Lauhul Mahfudz atau kitab takdir semesta jauh sebelum manusia itu ada. (fgt)