11 Meninggal, Talaud Waspada HIV/AIDS

Bang Kipot
9 Mar 2020 08:51
Berita 0 368
2 menit membaca

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Talaud kini serius memerangi penyebaran virus HIV/AIDS.

Dari data Dinas Kesehatan Pemkab Talaud tahun 2019, penderita HIV/AIDS di Kabupaten paling utara Indonesia ini naik signifikan.

Pengelola Program HIV Dinas Kesehatan Talaud, Irma Cristiani Pontoh menyebut, sejak tahun 2013 hingga 2019 Dinas Kesehatan Talaud mencatat ada 80 terjangkit HIV/AIDS.

“Penderita HIV/AIDS terus naik setiap tahunnya. Saat ini tercatat ada 80 orang terinveksi HIV, sebelas orang telah meninggal dunia,” kata Irma, Minggu (8/3/2020).

Ditambahkannya, Pemkab Talaud segera mengambil langkah pencegahan terhadap penyakit mematikan ini.

“Harapan kami kepada Bupati baru untuk bisa serius melawan HIV/AIDS. Pencegahan dini harus segera dilakukan,” ujarnya.

Lanjut Irma, penularan virus HIV terjadi karena hubungan intim dari penderita yang merantau lalu pulang ke Talaud.

“Jadi virus ini ditularkan oleh warga yang keluar daerah dan kemudian tertular. Ketika mereka kembali ke Talaud, mereka tularkan kepada orang lain melalui hubungan intim,” tambahnya.

Bupati Kabupaten Kepulauan Talaud, Elly Engelbert Lasut menanggapi hal ini, mengatakan dirinya akan melakukan kontrol melalui dinas kesehatan.

Lanjut dia, pihaknya sudah menyiapkan langkah pencegahan dan pengobatan.

“Penyebaran virus HIV ini bagaikan gunung es. Ini harus segeri diantisipasi dan diwaspadai. Kita jangan tinggal diam saja dan menunggu korban berikutnya dari waktu ke waktu,” kata Elly Lasut.

Sementara itu, dari data Dinas Kesehatan Provinsi Sulut, sampai pertengahan 2019, tercatat ada 3.226 penderita HIV/AIDS, dengan korban meninggal mecapai 238 orang.

Peningkatan penderita penyakit ini rata-rata per tahunnya mencapai 52 orang. Kota Manado sebagai penyumbang penderita terbanyak dengan jumlah 1.176 orang.

Penyakit mematikan ini paling banyak diderita oleh laki-laki dengan jumlah 2.113 orang, dengan golongan usia antara 20 hingga 29 tahun.

Dilihat dari profesi, penderita terbesar hingga 2019 adalah pekerja swasta dan wirausaha, dengan korban sebanyak 1.330 orang.

Faktor resiko tertular terbesar yaitu melalui hubungan intim dan faktor terendah adalah melalui transfusi darah.

Diketahui, Direktur Eksekutif Indonesia AIDS Coalition (IAC) Aditya Wardhana pada peringatan Hari AIDS 1 Desember 2019, menyebut Indonesia darurat AIDS.

Menurutnya, dari data UNAIDS, insiden HIV new infections di Indonesia pada 2016- 2019 selalu berada di kisaran angka 48 ribuan.

Tambah dia, ketersediaan obat antiretroviral (ARV) terbilang minim. Aditya juga mengungkapkan terjadi kelangkaan stok ARV untuk pengidap HIV/AIDS di 40 kabupaten/ kota di Indonesia.

Penulis : Petrus Timburas

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *